Salah satu jenis tes babak simpulan Olimpiade Guru Nasional (OGN) yakni tes workshop materi ajar.
TES WORKSHOP BAHAN AJAR
BABAK FINAL OLIMPIADE GURU NASIONAL (OGN)
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
Tes workshop materi bimbing yakni jenis tes yang menuntut penerima OGN menyusun materi bimbing sesuai materi bidang studi. Oleh alasannya itu , materi workshop materi bimbing berbeda antara mata pelajaran satu dengan yang lain. Misalnya , untuk mata pelajaran bahasa Inggris tes workshop materi bimbing yakni menyusun materi bimbing jenis teks tertentu. Tes workshop mata pelajaran Ekonomi yakni menyusun rancangan pembelajaran pengembangan koperasi sekolah.
Berikut akan disajikan pola tes workshop materi bimbing mata pelajaran Bahasa Indonesia.TES WORKSHOP BAHAN AJAR
BABAK FINAL OLIMPIADE GURU NASIONAL (OGN)
MATA PELAJARAN BAHASA INDONESIA
SOAL : Susunlah materi bimbing menulis naskah drama berdasarkan naskah cerpen!
Jawab:
BAHAN AJAR MENULIS NASKAH DRAMA SATU BABAK BERDASARKAN NASKAH CERPEN
Kompetensi Dasar
Menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama
Indikator Pencapaian Kompetensi
1. Mampu menyebutkan hal-hal yang menjadi kaidah penulisan naskah drama
2. Mampu menulis naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama
A. Uraian Materi
Pada pelajaran ini kali , kita akan mempelajari menulis kreatif naskah drama satu babak dengan memperhatikan kaidah penulisan naskah drama.
Kaidah penulisan naskah drama yakni sebagai berikut:
1. Naskah berisi dialog , prolog , dan epilog.
2. Dialog dituliskan di pinggir nama tokoh atau di bawah nama tokoh.
Contoh:
Dona : “Saya datang ke sini ingin berdiskusi dengan Kalian.”
atau
Dona :
“Saya datang ke sini ingin berdiskusi dengan Kalian.”
3. Petunjuk lakuan tokoh ditulis dalam tanda kurung dan dicetak miring atau digarisbawahi.
Contoh:
Alya: (memegang pensilnya kuat-kuat) “Ini pensil saya , Bu.”
4. Latar dituliskan secara singkat dan hanya merupakan petunjuk umum.
Untuk dapat menulis naskah drama kita dapat menggunakan cerpen sebagai materi bakunya.
Penulisan itu terdiri atas beberapa tahap berikut.
1. Tuliskan pokok-pokok dongeng cerpen menjadi tahapan alur yang nanti akan dibagi menjadi penggalan atau babak dalam drama.
2. Tuliskan rincian penokohan yang ada dalam cerpen beserta perwatakannya.
3. Mengidentifikasi suasana-suasana latar dalam cerpen untuk dijadikan latar drama.
4. Susunlah naskah drama berupa dialog antara tokoh dan petunjuk-petunjuk lakuannya
B. Contoh
Cermatilah cuplikan cerpen berikut.
Proyek Kelas
Oleh: Ertu Elhijri
Pemilihan siswa teladan sudah berlangsung beberapa tahap yaitu tahap penyerahan nilai rapor , kesan dari teman-teman sekelas , tahap pemahaman agama yang dianut , dan tahap kesehatan. Pada semua tahap itu Arman lulus. Kami semua senang. Namun , kami tertegun melihat tahap selanjutnya. Tahap itu yakni tahap pidato.
Kami sekelas memilih Arman untuk mewakili kelas dalam ajang pemilihan siswa teladan alasannya kami memandangnya sebagai siswa terbaik , tercerdas , tersoleh , dan terberani. Hanya saja , untuk urusan pidato , kami sedikit meragukannya.
“Te..teman-teman damai sa saja!” kata Arman , “saya sudah menulis naskah pidato ihwal upaya pengolahan sampah mampu bangkit diatas kaki sendiri di dise sekolah kita ,” lanjutnya. Kami terdiam. Tema yang cantik dan kami pun yakin tulisannya bagus.
“Man , kami mendukungmu!” sari berkata lantang sambil tersenyum
“Te ..terima kasih” jawab Arman.
“Ah , tapi kau harus berusaha untuk tidak gagap Arman!” tiba-tiba Luki berkata dan membuat raut muka sebagian dari kami berubah. Ya , kami prihatin dengan kebiasan gagap Arman.
“A.. gue berusaha”
“Ya sudah , kita doakan saja Arman , bagaimana?” tanya Meida , ketua kelas kami. Kami pun mengangguk.
Berikut yakni pola penulisan naskah drama berdasarkan cerpen tersebut.
Proyek Kelas
Suatu sore , dalam kelas berkumpul lima orang anak. Mereka duduk melingkar pada masing-masing kursi.
Meida : “Tahap penyerahan nilai rapot sudah , kesan dari teman-teman sekelas sudah , tahap pemahaman agama yang dianut sudah , dan tahap kesehatan juga sudah.”
Hadi : “Hebat kau Arman , lulus semua.”
Sari : (menarik napas) “Tinggal tahap pidato.”
Hadi : (menoleh pada Luki)
Luki : (menarik napas dan raut mukanya menjadi tegang)
Arman : “Te..teman-teman damai sa ..saja! (diam sejenak) Saya sudah menulis naskah pidato ihwal upaya pengolahan sampah mampu bangkit diatas kaki sendiri di. . . di se. . . sekolah kita.”
Sari : “Man , kami mendukungmu!”
C. Pelatihan
Ubahlah cerpen berjudul “Pak Tua Pemungut Sampah” berikut menjadi sebuah naskah drama.
Pak Tua Pemungut Sampah
Oleh: Kanianingsih
Setelah mencium tangan bundanya dan mengucap salam , Ra berlari keluar rumah. Teman-temannya sudah menunggu di halaman depan , ada Fathia , Tary , dan Rita. Mereka akan pergi ke sekolah bersama-sama. Ra dan teman-temannya melambaikan tangan pada bunda yang melepas kepergian mereka dengan senyum di depan pintu.
Belum jauh melangkah , bawah umur itu melihat seorang lelaki bau tanah sedang mengaduk-aduk kolam sampah.
Setiap hari , Ra melihat orang itu mengambil sampah lalu menaruhnya di gerobak dorong tanpa merasa jijik. Sampah-sampah itu amis dan busuk. Ada kulit pisang , sayuran busuk , kertas pembungkus , botol pecah , dan lainlain. Setiap hari Ra menutup hidung jikalau bertemu Pak Tua itu.
“Ih , amis sekali!” kata Ra
“Aku jadi ingin muntah ... ,” bisik Rita.
“Eh , bukankah itu sampah-sampah bekas dari rumah kita juga?” bela Tary.
“Tapi kita kan mau lewat. Pak Tua itu harusnya berhenti dulu biar baunya tidak menyengat ,” kata Fathia.
“Iya. Kita lari saja yuk begitu lewat gerobak sampahnya! Supaya tidak kena baunya ,” permintaan Ra.
“Yuk!” Keempat gadis itu berlari sambil tertawa-tawa.
***
“Bunda , sampah di depan rumah amis sekali ,” ujar Ra seraya menghampiri bunda yang sedang menggoreng nasi untuk sarapan. Ra masih menggenggam sapu. Karena hari ini hari Minggu , dia membantu bunda menyapu lantai.
“Iya , sudah beberapa hari sampah tidak diambil. Pak Soleh sedang sakit. Nanti Ra antar Bunda menjenguk dia ya?” kata Bunda. Ra bahwasanya tidak mengerti apa yang dikatakan bunda. Tapi melihat bunda sedang repot , Ra tidak bertanya lagi dan melanjutkan pekerjaannya.
(Sumber: Diktat Bahasa Indonesia SMP Negeri 3 Kartasura Kelas VIII Semester 1 Tahun Pelajaran 2016/2017 , Penyusun Endah Mustaqimah , S.Pd. , M.Pd.)
BREAKING NEWS
0 komentar:
Posting Komentar